Thursday, 21 Nov 2024
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah

Kupas Tuntas Mengenai Apa itu PKBM

Apa itu PKBM? Pasti belum banyak orang yang tahu dengan istilah tersebut. Bahkan, mungkin Anda termasuk orang yang saat ini sedang menggali informasi seputar PKBM untuk sebuah kepentingan. Untuk menjawab rasa ingin tahu Anda mengenai apa arti PKBM, manfaat, serta hal-hal yang menyangkut dengan itu, silakan baca artikel ini sampai tuntas.

Definisi tentang Apa Itu Sekolah PKBM dari Sudut Pandang Para Ahli

PKBM merupakan singkatan dari Pusat Pelatihan Kegiatan Belajar Masyarakat. Secara sederhana, pengertian PKBM sendiri adalah sebuah wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran yang bersifat non formal dan terbuka untuk masyarakat umum yang membutuhkannya.

Beberapa ahli turut berkontribusi menyampaikan pendapat mereka mengenai pengertian PKBM. Misalnya saja pendapat dari Sihombing dan Gautama yang bisa kita jadikan pedoman untuk memahami apa itu PKBM. Dari hasil buah pikir mereka terungkap bahwa:

“PKBM adalah wadah dimana seluruh kegiatan belajar masyarakat dalam rangka peningkatan keterampilan/keahlian, pengetahuan, hobi, maupun bakat yang dikelola dan diselenggarakan sendiri oleh masyarakat.”

Hampir senada dengan pendapat Sihombing dan Gautama, menurut Sudadio sekolah PKBM adalah:

“Sebuah tempat belajar yang dibentuk oleh masyarakat dan pemanfaatannya untuk masyarakat itu pula dengan niat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta membentuk sikap diri yang lebih baik.”

Sementara itu, Kamil mendefinisikan PKBM ini sebagai:

“Sebuah lembaga pendidikan yang terbentuk atas pemikiran pentingnya kedudukan dan keikutsertaan masyarakat dalam upaya membangun pendidikan non formal.”

Dari sudut pandang para ahli di atas, dapatlah kita tarik benang merahnya bahwa PKBM merupakan tempat belajar yang terbentuk atas kesadaran masyarakat dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia di lingkungan masyarakat itu sendiri.

Walau sifatnya non formal namun jangan khawatir, kegiatan ini legal dan mendapat sorotan besar dari Pemerintah. Bahkan setiap tahun Pemerintah menggelontorkan dana untuk pelaksanaan beberapa program PKBM sehingga peserta yang terpilih belajar di sini tidak dikenakan biaya apapun sampai lulus.

Perbedaan Sekolah PKBM dan Homeschooling

Keingintahuan masyarakat tentu tak hanya sampai pada pengertian PKBM semata. Sejumlah orang masih rancu membedakan antara homeschooling (HS) dengan sekolah PKBM. Apakah keduanya sama atau justru terdapat perbedaan mencolok?

Pada dasarnya, PKBM dan HS ini adalah hal berbeda. Dan kesamaannya keduanya sama-sama bagian dari satuan pendidikan alternatif. Hanya saja, perbedaan interpretasi orang terhadap PKBM dan HS ini membuat keduanya jadi tampak berbeda.

PKBM adalah lembaga non formal yang terdaftar resmi di Pemerintah dengan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan bisa mendaftarkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk siswa mulai dari Paket A, B dan C. Sedangkan Homeschooling (HS) adalah cara belajar alternatif bagi anak dan keluarga yang memang memilih mendidik anaknya di rumah. Tapi bagi yang menyelenggarakan HS perlu mendaftarkan anak mereka ke PKBM untuk mendapatkan Ijazah Nasional. Ada juga orang tua yang tidak mendaftar ke PKBM tapi mengikuti program pendidikan luar negeri seperti Cambridge atau IB. Ini tergantung visi keluarga masing masing dalam pendidikan anaknya.

Saat ini HS yang dilembagakan biasanya mereka sudah terdaftar resmi pada pemerintah dan memiliki izin PKBM. Atau jika mereka tidak memiliki Izin akan bekerjasama dan menginduk pada PKBM yang sudah berdiri sebelumnya.

Dimata masyarakat, sekolah PKBM adalah sekolah non formal berbiaya murah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sebaliknya, HS merupakan sekolah eksklusif berbiaya mahal yang hanya terjangkau oleh kalangan ekonomi menengah ke atas. Dari segi mutu pendidikan pun berbeda. HS dipercaya lebih mampu mencetak bibit-bibit unggul terbaik di masa mendatang ketimbang sekolah PKBM.

Pandangan yang keliru antara PKBM dan HS itulah yang membuat value keduanya tampak senjang. Padahal yang perlu kita garis bawahi, PKBM dan HS itu adalah adalah sesuatu yang berbeda, bukan lembaga pendidikan yang ditinjau dari seberapa besar biaya pendidikannya.

Penerapan metode PKBM dan HS sama-sama dilaksanakan di luar lingkungan sekolah formal dengan mengikuti kurikulum yang berlaku. Jadi peserta didik bebas memilih materi apa yang ingin ia dalami sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

Meski terdapat kesamaan, namun jika kita mengacu pada konsep yang sebenarnya, PKBM dan HS memiliki kekhasan masing-masing. Secara singkat HS berarti sekolah rumah yang berbasis keluarga.

Dalam hal ini di HS, orangtualah yang memegang peranan penuh terhadap pendidikan anak-anak mereka. Mulai dari mengidentifikasi minat dan bakat anak, menyiapkan materi, melakukan pengujian, hingga mengevaluasi hasilnya. Konsep berbasis keluarga ini sudah berlaku sejak zaman pra kemerdekaan dimana tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk belajar di bangku sekolah formal. Sebagai gantinya, mereka mendapat didikan penuh dari orangtua atau keluarga di rumah.

Sayangnya, tidak semua orangtua punya skill mendidik, pengetahuan memadai, serta waktu yang cukup untuk mengajar sekaligus mendampingi anak-anak mereka belajar di rumah. Sehingga berdampak buruk pada efektivitas dari program HS itu sendiri.

Berangkat dari permasalahan tersebut, maka konsep HS mengalami pergeseran dengan melibatkan orang lain di dalamnya sebagai guru atau pendamping belajar anak. Bahkan kulaitas pendidikan HS bisa lebih bagus dari pendidikan Formal. Mereka bisa mendatangkan guru yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan orangtua masing-masing.

Pemerintah mulai meregulasi dan turun tangan dengan mengeluarkan aturan mengenai penyelenggaraan PKBM dan menerbitkan izin lembaga-lembaga pendidikan untuk menyelenggarakannya.

Sementara konsep PKBM agak sedikit berbeda. Walau sama-sama mengedepankan konsep belajar di luar lingkungan sekolah formal, namun PKBM cenderung pada community based atau pendidikan berbasis masyarakat. Dengan kata lain, keterlibatan masyarakat dalam proses pembelajaran ini sangatlah besar. Tidak menimpakan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya di pundak orangtua, melainkan jadi tanggung jawab bersama-sama demi terciptanya bibit-bibit unggul yang terampil dan cakap di masa depan.

Jadi dapat kita katakan, PKBM adalah sekolah yang berasal dari masyarakat dan manfaatnya kembali lagi untuk masyarakat itu sendiri.

TUJUAN SEKOLAH PKBM

Selain pengertian PKBM, masih banyak lagi yang penting kita ketahui mengenai program pembelajaran non formal ini, termasuk apa tujuannya. Dengan mengetahui apa tujuan dari penyelenggaraan PKBM di tengah masyarakat, kita jadi tahu seberapa penting sih program pembelajaran ini.

Menurut Sihombing, PKBM bukan sekadar sebagai wadah untuk menampung orang-orang yang ingin belajar saja, melainkan membantu mengeksplorasi, mengembangkan, menumbuhkan serta memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat itu sendiri.

Menggenapi pendapat Sihombing soal tujuan kegiatan PKBM, sejumlah tokoh-tokoh yang concern terhadap perkembangan dunia pendidikan turut mengungkapkan bahwa tujuan PKBM semata-mata untuk mengentaskan kemiskinan, sekaligus memudahkan masyarakat mendapatkan hak pendidikan.

Lebih daripada itu setidaknya terdapat 3 tujuan luhur dari pelaksanaan program-program PKBM, yakni:

  • Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari aspek sosial maupun ekonomi. Sulit menampik fakta bahwa orang-orang minim pengetahuan dan skill akan sulit diterima di masyarakat dan mendapatkan kesempatan-kesempatan kerja. Sehingga mereka akan terus tersisih dan terbelenggu oleh kemiskinan. Ada benarnya juga kata pepatah, kebodohan adalah gerbang kemiskinan.
  • Memberdayakan masyarakat agar mereka bisa hidup mandiri. Tumpulnya skill dan pengetahuan membuat orang jadi sulit untuk diandalkan. Akibatnya, mereka terus-menerus bergantung hidup pada belas kasihan orang lain. Melalui program-program PKBM, mereka akan di tempat menjadi pribadi yang terampil dan produktif agar bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai manfaat.
  • Merangsang kepekaan individu terhadap masalah-masalah yang muncul masyarakat dan terlatih menemukan solusi terbaik untuk penyelesaiannya. PKBM memang bukan hanya mendidik peserta menjadi pintar secara akademik, tapi juga non akademik seperti emosional dan spiritual.

Fungsi PKBM

Lain tujuan, lain pula fungsi dari kegiatan PKBM ini. Jika HS cenderung lebih mudah kita temukan di kota-kota besar saja, sebaliknya penyelenggaraan sekolah PKBM hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di daerah-daerah pelosok, semata-mata agar semua orang mendapatkan kesempatan belajar dan memiliki ijazah resmi maupun sertifikat berdasarkan kompetensi masing-masing.

Adapun fungsi dari sekolah PKBM ini, antara lain:

  1. Sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi bermanfaat dari sekumpulan orang-orang yang bergabung di dalamnya. Bentuk informasi tersebut bisa berupa pengalaman antar peserta didik, keterampilan, pengetahuan, dan lain sebagainya. Dengan demikian akan terbentuk yang namanya learning exchange atau tukar belajar. Di situlah salah satu letak serunya belajar di PKBM. Learning exchange memungkinkan semua orang yang terlibat dalam kegiatan PKBM tersebut menunjukkan partisipasi mereka secara maksimal. Jadi jangan heran jika selama proses pembelajaran, peserta didik bisa sewaktu-waktu menjadi guru untuk peserta didik lainnya.
  2. Sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran (learning society) di luar sekolah formal. Bila umumnya homeschooling dilakukan di rumah, tidak demikian halnya dengan sekolah PKBM. Karena sistem pembelajaran PKBM ini berkelompok, maka sebuah tempat akan difungsikan sebagai kelas pertemuan. Tak mesti berbentuk gedung sekolah, kelasnya bisa dibuat di balai desa, galeri, bengkel, aula, dan sebagainya. Di tempat itulah nantinya masyarakat mengenap pendidikan; menyerap berbagai macam ilmu pengetahuan dan aneka keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhan, ketertarikan (minat) dan bakat masing-masing.
  3. Sebagai sentra berkumpulnya seluruh komponen masyarakat sesuai dengan prinsip learning society. Dalam sistem pembelajaran PKBM, kita bukan hanya bertemu dengan guru dari lembaga penyelenggara saja, melainkan tokoh-tokoh masyarakat yang punya kepedulian besar terhadap dunia pendidikan, lembaga pemerintah dan swasta, LSM, Ormas, dan sebagainya. Fungsi pertemuan tersebut tak lain untuk membuka keran informasi sederas-derasnya agar pengetahuan peserta didik menjadi lebih luas lagi.
  4. Sebagai sentra literasi masyarakat. Tak ubahnya sekolah, PKBM hendaknya menjadi bank informasi bagi masyarakat setempat. Memuat beraneka macam informasi seputar ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dari tempat ini, literasi masyarakat akan terbentuk. Literasi tak melulu soal referensi atau kemampuan membaca seseorang, tapi juga daya menyimak, menyerap, serta mengolah informasi yang diterimanya dari berbagai arah. Sekalipun PKBM merupakan metode pembelajaran informal, namun rangkaian kegiatannya kompleks meliputi penelitian, pengkajian, hingga pengembangan model.
  5. Sebagai pusat penelitian dan pengkajian masyarakat. Selain berfungsi sebagai wadah belajar masyarakat, PKBM juga berguna sebagai tempat menggali, mengkaji , dan menelaah hal-hal yang berkenaan dengan problematika di bidang pendidikan, minat belajar, keterampilan atau program-program yang selaras dengan asas dan tujuan PKBM itu sendiri.

Begitu kompleks fungsi PKBM, maka tak selayaknya kegiatan pembelajaran seperti ini kita pandang sebelah mata. Sukses atau tidaknya seorang peserta didik dalam menuntut ilmu tidak ditentukan dimana dia belajar, melainkan bagaimana keseriusan dia mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir.

Ragam Pilihan Program PKBM

Tak ubahnya homeschooling yang kita kenal selama ini, program PKBM juga tidak terikat pada kurikulum dari Pemerintah. Sistem belajarnya sangat luwes dengan suasana belajar yang menyenangkan tapi tidak mengurangi efektivitasnya sama sekali.

Program-program yang ditawarkan PKBM tak sekadar bertujuan membuat peserta didik menjadi pintar secara akademis, tapi juga non akademis. Karena itu Kemendikbud menyediakan beberapa program PKBM yang dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat berdasarkan kebutuhannya masing-masing. Apa saja yang termasuk dalam program-program PKBM tersebut? Ini beberapa contohnya:

1.      Program Pengembangan Anak Usia Dini

Dalam bahasa keseharian, program PKBM yang satu ini kita kenal dengan sebutan PAUD. Tak semua orang tahu betapa pentingnya PAUD. Selama ini sebagian orang beranggapan PAUD sebatas tempat “menitipkan” anak saat kedua orangtuanya bekerja di kantor dan tidak memiliki pengasuh di rumah. Dari situlah bukti bahwa kesadaran dan perhatian kita terhadap kebutuhan anak usia dini masih terbilang rendah.

Setiap anak menyimpan potensi yang berbeda-beda dalam diri mereka. Tumbuh kembangnya tak selalu seragam. Seyogianya kita mampu mengidentifikasi potensi apa yang tersimpan pada diri anak sehingga kita bisa mengasah dan mengarahkannya sejak usia dini.

Keberadaan PAUD membantu para orangtua untuk mengenali minat dan bakat anak mereka. PAUD mewadahi kebutuhan anak-anak usia dini dalam menyalurkan potensi, ketertarikan pada suatu hal, dan proses pembentukan karakter. Konsep pembangunan sumber daya manusia memang sudah sepatutnya kita mulai sejak dini.

2.      Program Kelompok belajar Usaha

Program PKBM ini menitikberatkan pada peningkatan skill sumber daya manusia sebagai modal untuk mendapatkan penghasilan. PKBM jenis ini lebih banyak menyasar pada dua kelompok masyarakat. Pertama, mereka yang belum memiliki sumber mata pencaharian sama sekali. Kedua, mereka yang sudah bekerja namun penghasilannya masih rendah.

Program kelompok belajar memberi pelatihan-pelatihan di bidang tertentu yang dapat dipilih sesuai dengan minat masing-masing peserta didik. Semisal, pelatihan menjahit, pelatihan membuat jajanan pasar, pelatihan service handphone, pelatihan merajut, pelatihan beternak, dan lain sebagainya.

Tak sampai di situ, peserta didik juga mendapat pembekalan materi seputar wirausaha. Bagaimana memulai sebuah usaha, persiapan seperti apa yang harus dilakukan, mengenali target pasar, menghitung harga, mempersiapkan diri atas risiko-risiko yang mungkin akan muncul, dan lain-lain. Dengan skill mumpuni serta pengetahuan wirausaha yang memadai, nantinya mereka diharapkan bisa menghasilkan sebuah karya yang bernilai jual. Jadi mereka akan memiliki sumber pemasukan maupun tambahan pendapatan.

Program kelompok belajar usaha terbuka untuk masyarakat yang berusia produktif dan minimal tamatan SD atau telah mengikuti ujian kesetaraan paket A.

3.      Program Keseteraan

Program kesetaraan dalam bentuk kelompok belajar paket A, paket B, dan paket C juga bagian dari bentuk PKBM. Program ini berangkat kesadaran bahwa rendahnya sumber daya manusia di Indonesia tak terlepas dari tingginya tingkat kasus putus sekolah. Putus sekolah juga dilatarbelakangi oleh banyak hal seperti kondisi ekonomi, lingkungan sekolah yang tidak sehat, kondisi kesehatan dan lain sebagainya.

Anak-anak yang putus sekolah tentu tidak punya ijazah. Sementara ijazah merupakan dokumen penting yang harus mereka lengkapi untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga melamar pekerjaan. Ketiadaan ijazah seringkali membuat masa depan seseorang stuck di titik yang sama. Akibatnya, cita-cita pun kandas di tengah jalan.

Melalui program kesetaraan yang diadakan oleh PKBM, anak-anak putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan mereka yang sempat terputus dan mendapatkan ijazah sesuatu dengan jenjang pendidikan yang mereka ikuti. Paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. Status ijazah yang mereka terima setara dengan dengan ijazah sekolah-sekolah reguler.

4.      Program Kursus

Program PKBM lainnya adalah dalam bentuk kursus. Ini mirip dengan program kelompok belajar usaha. Hanya saja, kelas-kelas kurus biasanya tak mengharuskan peserta didik bisa calistung atau telah menyelesaikan program kesetaraan paket A. PKBM menggelar program seperti ini agar masyarakat punya suatu kepandaian yang berguna untuk meningkatkan taraf ekonominya atau membangun reputasinya di tengah masyarakat luas.

Begitulah kiranya gambaran mengenai apa itu PKBM. Jangan putus asa bagi Anda yang gagal menyelesaikan pendidikan di jalur formal. Masih ada opsi sekolah di jalur non formal yang manfaatnya tak kalah besar untuk masa depan Anda kelak.

This article have

0 Comment

Leave a Comment