Thursday, 10 Oct 2024
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah

Penjelasan Sekolah Daring untuk Anak Usia Dini

              Sekolah daring sebetulnya bukan sesuatu yang baru di dunia pendidikan di Indonesia. Hanya saja dulu info sekolah daring belum sebanyak sekarang. Baru sebagian kecil masyarakat yang mengenal dan pernah mencoba sistem pendidikan non formal seperti ini. Namun semenjak terjadi pandemi global, banyak hal yang mengalami perubahan. Termasuk metode pembelajaran yang tadinya luring menjadi daring. Itu mengapa kita semakin familiar dengan sekolah bersistem daring dan perlahan mulai terbiasa mengikutinya.

Pengertian Sekolah Daring

Artikel ini mengajak Anda untuk menyelami segala sesuatu yang berkenaan dengan sekolah daring. Siapa tahu Anda memang sedang membutuhkan referensi seputar sistem pembelajaran non formal, sekadar untuk menambah wawasan maupun landasan dalam menetapkan pilihan sistem belajar seperti apa yang ideal untuk diri Anda atau buah hati. Mari kita mulai dari pengertiannya terlebih dahulu.

Daring merupakan istilah yang berasal dari singkatan “Dalam Jaringan”. Pemakaiannya sebagai ganti kata “online”. Maka secara sederhana pengertian sekolah daring adalah sekolah yang sistem pembelajarannya berlangsung secara online dengan memanfaatkan jaringan internet beserta sejumlah perangkat lunak maupun keras sebagai pendukung.

Di kalangan tertentu sistem pembelajaran seperti ini disebut juga dengan e-learning, pembelajaran online, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), atau home schooling. Pada awalnya, sistem daring memang biasa diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan home schooling, dimana peserta didik bisa mengikuti proses pembelajaran dari rumah merek masing-masing. Ketersediaan jaringan internet memungkinkan siswa dan guru saling terhubung dan bertatap muka lewat aplikasi-aplikasi video conference seperti Google Meet, Skype, Zoom, dan semacamnya.

Tetapi seiring berjalannya waktu dengan berbagai peristiwa yang tak terduga terjadi, konsep belajar daring berlaku juga di sekolah-sekolah konvensional. Seperti halnya di Indonesia yang mulai terbiasa dengan e-learning sejak Covid-19 terjadi. Bahkan setelah pandemi mereda, sebagian institusi pendidikan masih tetap mengamalkannya karena mereka sudah merasakan sendiri bagaimana kelebihan sekolah daring ini.

Usia yang Tepat untuk Masuk Sekolah Daring

Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai usia peserta didik yang layak mengikuti sistem pembelajaran daring. Sebab e-learning bukan hanya berlaku untuk jenjang pendidikan SD-SMA saja, tapi juga perguruan tinggi. Namun menurut praktisi home schooling, Nana Utomo, jika kita ingin mengenyam pendidikan lewat jalur online maka sebaiknya mulailah dari usia dini (usia pertama kali mereka mendapatkan pengalaman bersekolah).

Alasannya, anak-anak usia dini belum terpapar pembelajaran secara terstruktur sebagaimana lazimnya di sekolah-sekolah formal. Sehingga tidak perlu menghadapi masa-masa transisi akibat adanya perubahan dari sekolah formal ke sekolah informal. Sebab tidak semua peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap sebuah perubahan. Bila gagal beradaptasi terhadap perubahan baru risikonya bisa mengalami stres.

Selain itu, anak-anak cenderung mudah bosan dengan sistem pembelajaran satu arah dimana mereka harus duduk tertib memperhatikan guru di depan kelas selama proses belajar berlangsung. Sementara dengan sistem pembelajaran online, mereka bebas menentukan sendiri tempat ternyaman untuk belajar. Ketika berada pada tempat dan suasana belajar yang anak-anak senangi, mereka akan lebih mudah menyerap materi pelajaran.

Meski demikian, seperti yang telah disinggung sebelumnya, sekolah dengan sistem pembelajaran daring terbuka bagi semua tingkatan usia dan jenjang pendidikan. Bahkan, di level perguruan tinggi pun bisa menerapkan sistem pembelajaran daring.

Tujuan Sekolah Daring

Mungkin terpikir oleh sebagian orang kenapa harus ada sekolah yang menggunakan sistem e-learning? Mengapa tidak meneruskan konsep pembelajaran yang sudah lebih dulu ada dan dipakai bertahun-tahun lamanya?

Sekolah berbasis daring ini merupakan pengejawantahan dari pemanfaatan teknologi elektronik dengan berbagai macam terobosannya. Tujuannya sendiri antara lain:

  • Sebagai solusi bagi peserta didik yang sedang dalam kondisi khusus sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
  • Menstimulasi terbentuknya karakter mandiri serta meningkatkan kemampuan belajarnya.
  • Melatih daya serap siswa atas materi yang mereka terima dari guru melalui aplikasi-aplikasi pembelajaran online.
  • Memanfaatkan inovasi teknologi internet, perangkat lunak, dan perangkat keras sebagai tools dalam proses belajar-mengajar.
  • Memacu partisipasi siswa saat proses pembelajaran berlangsung, baik dalam bentuk menyampaikan pendapat, saran, maupun kritik. Hal tersebut sangat memungkinkan mengingat metode daring menekankan pada pembelajaran yang sifatnya dua arah.

Orang-orang yang Cocok Memilih Home Schooling daripada Sekolah Reguler

Sama halnya dengan usia, tidak ada ketentuan tertulis tentang siapa yang cocok mengikuti sekolah daring atau home schooling. Semua orang dari berbagai latar belakang kehidupan bebas memilih apakah mereka ingin bersekolah dengan sistem online atau offline. Terpenting, mereka tidak sedang dalam status tahanan kriminal.

Meski tak ada ketentuan khusus, namun ternyata tidak semua orang juga menjadikan home schooling sebagai pilihan pertama mereka dalam menuntut ilmu. Adapun orang-orang yang paling cocok mengikuti kelas-kelas daring, antara lain:

  • Calon siswa yang sebelumnya pernah mengalami putus sekolah pada jenjang tertentu selama sekian tahun. Untuk melanjutkan pada jenjang berikutnya tidak memungkinkan karena terbentur usia maksimal. Karena itu mereka lebih cocok memilih sistem pembelajaran non formal seperti sekolah daring yang tak mengharuskan datang ke sekolah, tapi berkesempatan memiliki ijazah dengan legalitas yang sama dengan sekolah reguler.
  • Calon siswa yang terikat kontrak kerja dalam jangka waktu cukup panjang. Sebagian orang ada yang sudah berkarier sejak usia dini atau usia sekolah. Contoh paling mudah kita lihat adalah artis. Jadwal harian mereka tidak sama dengan anak-anak usia sekolah pada umumnya lantaran terikat kontrak kerja. Supaya mereka tetap bisa bersekolah, maka home schooling solusinya. Sebab, salah satu kelebihan sekolah daring yang tidak kita temukan di sekolah reguler terletak pada fleksibilitas waktu.
  • Peyandang disabilitas atau penyintas penyakit tertentu. Metode e-learning juga ideal untuk calon siswa disabilitas atau sedang dalam perawatan panjang atas penyakit yang sedang mereka derita. Memungkinkan mereka bisa tetap mengikuti pembelajaran dari rumah atau rumah sakit lengkap dengan jadwal yang dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan mereka.
  • Berdomisili di pelosok dengan sarana pendidikan kurang memadai serta akses yang sulit. Tidak semua orang yang tinggal di pelosok memilih tidak bersekolah. Kemauan belajar yang besar membuat mereka senantiasa berpikir mencari solusi terbaik untuk pendidikan mereka. Salah satu yang memungkinkan untuk mereka untuk tetap bisa bersekolah dengan nyaman dan tuntas adalah sekolah daring. Dengan catatan, jaringan internet sudah menjangkau wilayah domisili.
  • Kondisi kepribadian tertentu. Perlu diketahui bahwa setiap orang punya kemampuan menyerap dan mengolah informasi yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang lebih bersemangat ketika berada di lingkungan belajar yang ramai. Yang seperti ini pasti lebih sesuai jika mengikuti pembelajaran offline. Namun ada juga yang merasakan hal sebaliknya. Mereka lebih enjoy belajar di sekolah-sekolah bersistem daring ketimbang luring.

Kelebihan Sekolah Daring

Baik sekolah daring maupun luring tentu mengusung kelebihan masing-masing. Segenap info sekolah daring yang beredar maupun testimony dari siswa-siswa yang sudah pernah merasakan sendiri, bisa jadi preferensi seseorang dalam memilih sekolah terbaik.

Bagi Anda yang mungkin masih samar dengan kelebihan sekolah daring, poin-poin berikut ini mungkin akan membantu:

  • Memberikan peluang yang sama pada semua orang yang ingin bersekolah. Sebab, sekolah daring tidak mensyaratkan usia, gender, maupun domisili. Bahkan untuk calon siswa yang sudah bertahun-tahun putus sekolah berkemungkinan menyambung harapan dengan mengikuti program sekolah daring paket A, B, atau C.
  • Tidak perlu datang ke sekolah setiap hari. Proses pembelajaran daring memang tidak melulu dilakukan secara online. Agar kemampuan bersosialisasi siswa tetap terasah, sekolah tetap menyelinginya dengan aktivitas belajar secara luring namun dalam porsi kecil.
  • Hemat biaya seragam sekolah. Siswa sekolah daring sebagian besar tidak memerlukan seragam khusus. Mereka boleh mengenakan pakaian sehari-hari asal tetap sopan dan rapi ketika melakukan video conference.
  • Pemanfaatan waktu jadi lebih efisien. Sebab jadwal pembelajaran bersifat fleksibel. Dapat diatur sesuai dengan aktifitas siswa dan peserta didik. Bila Anda pernah mencecap pendidikan di sekolah luring, pasti pernah datang ke sekolah tapi gurunya malah berhalangan hadir. Alhasil jadwal pelajaran tersebut jadi terbuang begitu saja. Nah, di home schooling kita tidak akan menemukan hal seperti itu.
  • Irit pemakaian kertas, buku, dan alat tulis lainnya. Karena media pembelajarannya lebih banyak bergantung pada gadget dan internet, maka modul materinya kebanyakan dalam bentuk digital. Siswa tinggal download dan menyimpannya di aplikasi e-storage manapun.

Persiapan Mengikuti Home Schooling

Sebelum menetapkan home schooling sebagai metode pembelajaran yang paling pas untuk anak-anak Anda, persiapkan dulu segala sesuatunya di awal agar tidak menyesal di kemudian hari:

  1. Cari info sekolah daring/home schooling sebanyak-banyaknya. Lebih bagus lagi jika informasi tersebut Anda dapatkan dari orang-orang yang memang pernah bersekolah daring. Jadi tidak sekadar termakan kalimat-kalimat promosi yang kadang menjebak. Banyak lembaga pendidikan yang menawarkan metode pembelajaran daring, namun dalam praktiknya ternyata tidak memuaskan. Oleh sebab itu, sebaiknya pilih home schooling yang sudah berakreditasi dan punya reputasi bagus dan, termasuk yang dimiliki oleh Flexi School. Jadinya SDM di dalamnya pun memang benar-benar tenaga pengajar yang sudah terlatih dan berpengalaman mengajar online.
  2. Diskusikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Mendiskusikan keputusan Anda pada pihak yang tepat sangat bagus untuk memantapkan pilihan. Anda bisa mendapatkan insight yang mungkin selama ini mungkin belum terpikirkan. Karena itu, carilah support system dari orang-orang yang punya pengalaman lebih dulu bersekolah daring. Misal, komunitas orangtua yang anak-anaknya mengikuti home schooling.
  3. Kenali karakter anak Anda. Memilih sekolah yang sesuai dengan karakter diri anak-anak Anda pasti mengasyikkan ketimbang memaksakan masuk ke sekolah yang sistemnya bertolak belakang dengan kepribadian mereka. Apakah anak seorang introvert yang lebih nyaman berada di tempat yang tidak terlalu ramai atau malah sebaliknya.
  4. Persiapkan tempat/ruang belajar yang nyaman, akses internet, dan berbagai macam tools pendukung pembelajaran. Meski pembelajaran daring berlangsung di rumah, namun kenyamanan tempat serta ketersediaan fasilitas pendukung turut mempengaruhi minat siswa dalam menjalankan proses belajar.
  5. Mulai merancang jadwal belajar setiap hari. Perihal jadwal belajar memang tidak bisa ditetapkan oleh satu pihak. Ini harus didiskusikan juga dengan tenaga pengajarnya kelak. Namun dengan merancangnya lebih awal, kita bisa ukur seberapa banyak ketersediaan waktu yang kita miliki untuk mengikuti proses pembelajaran kelak.

Demikianlah sejumlah informasi mengenai sekolah daring. Barangkali informasi tersebut dapat memantapkan pilihan Anda yang punya rencana mendaftarkan buah hati tercinta di home schooling.

Another Article

This article have

0 Comment

Leave a Comment