
Mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah tanggung jawab setiap satuan pendidikan di Indonesia. Sekolah Ramah Anak bukan hanya soal lingkungan yang nyaman, tetapi juga tentang bagaimana sekolah memastikan hak-hak anak terpenuhi: aman, terlindungi, didengar, dihargai, dan mendapatkan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan mereka.
Untuk menjalankan SRA secara konsisten, sekolah membutuhkan pedoman yang jelas. Inilah fungsi dari SOP Sekolah Ramah Anak—dokumen resmi yang mengatur langkah-langkah pencegahan kekerasan, pembelajaran ramah anak, partisipasi anak, sarpras aman, dan tata kelola sekolah yang mendukung suasana positif di lingkungan pendidikan.
Flexi School sebagai penyelenggara pendidikan alternatif bagi remaja menghadirkan praktik nyata Sekolah Ramah Anak dengan pendekatan personal, suasana aman, dan pembelajaran yang fleksibel. Sekolah seperti ini menunjukkan bagaimana SOP SRA dapat diterjemahkan menjadi budaya, bukan hanya dokumen administratif.
Artikel ini menyajikan panduan paling lengkap dan dapat langsung digunakan oleh sekolah: pengertian, regulasi, prinsip, indikator, prosedur penyusunan SOP, contoh SOP resmi, checklist format form, serta langkah implementasi sesuai regulasi nasional terbaru.
Apa Itu Sekolah Ramah Anak?
Menurut Permen PPPA No. 8 Tahun 2014, Sekolah Ramah Anak adalah satuan pendidikan yang:
- aman secara fisik dan psikis
- bersih dan sehat
- responsif terhadap kebutuhan dan hak anak
- bebas dari kekerasan
- inklusif bagi semua jenis siswa
- menjamin partisipasi anak dalam pengambilan keputusan
- menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan berbudaya positif
Secara sederhana, Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang mengutamakan keselamatan, kenyamanan, perkembangan, dan hak anak dalam seluruh proses pendidikan.
Dalam konteks praktik, Sekolah Ramah Anak bukan berarti sekolah yang bebas aturan. Justru sebaliknya: sekolah memiliki aturan yang jelas, adil, transparan, dan tidak menggunakan kekerasan dalam bentuk apa pun.
Mengapa Sekolah Perlu SOP Sekolah Ramah Anak?
Banyak sekolah sudah mengatakan dirinya “ramah anak”, tetapi tidak memiliki SOP tertulis. Padahal, tanpa SOP:
- perilaku guru akan berbeda-beda
- penanganan laporan kekerasan tidak jelas
- orang tua tidak tahu prosedur yang harus diikuti
- sekolah sulit membuktikan komitmennya jika diperiksa
- budaya sekolah mudah berubah saat kepala sekolah berganti
Dengan SOP Sekolah Ramah Anak, sekolah memiliki:
✔ pedoman resmi yang bisa dipertanggungjawabkan
✔ standar baku untuk guru, siswa, dan orang tua
✔ perlindungan hukum bagi pendidik dan sekolah
✔ jaminan keselamatan dan kenyamanan bagi siswa
✔ sistem pengawasan dan evaluasi yang jelas
SOP bukan sekadar dokumen administratif, tetapi fondasi budaya sekolah.
Dasar Hukum Sekolah Ramah Anak
Artikel ini menggunakan dasar hukum gabungan, termasuk:
1. Permen PPPA No. 8 Tahun 2014
Dasar kebijakan Sekolah Ramah Anak di Indonesia.
2. Permendikbud No. 82 Tahun 2015
Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Satuan Pendidikan.
3. Permendikbud No. 18 Tahun 2016
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bebas kekerasan.
4. Permendikbud No. 111 Tahun 2022
Standar Layanan Bimbingan dan Konseling.
5. Keputusan KemenPPPA & Pedoman SRA 2020–2025
Menegaskan pentingnya TPK, pelaporan, dan budaya positif.
Gabungan regulasi ini dibuat lebih sederhana agar mudah digunakan sekolah umum, tanpa menghilangkan ketentuan legal penting.
Prinsip Utama Sekolah Ramah Anak
Ada lima prinsip yang menjadi dasar pelaksanaan SRA:
1. Keselamatan dan Perlindungan
Sekolah harus bebas dari:
- kekerasan fisik
- kekerasan verbal
- perundungan (bullying)
- pelecehan seksual
- diskriminasi
- hukuman fisik
2. Partisipasi Anak
Anak diberi ruang untuk:
- menyampaikan pendapat
- ikut menyusun aturan kelas
- ikut menyusun kegiatan sekolah
- mengelola forum suara siswa
3. Penghargaan terhadap Perbedaan
Sekolah inklusif yang menghargai:
- latar belakang
- minat dan bakat
- kemampuan akademik
- kebutuhan khusus
4. Lingkungan Sehat dan Aman
Sekolah wajib memastikan:
- toilet bersih
- kelas terang dan berventilasi baik
- area bermain aman
- sarpras mendukung keselamatan
5. Pembelajaran Ramah Anak
Guru menggunakan:
- disiplin positif
- komunikasi empatik
- metode belajar variatif
- asesmen non-penyiksaan
Komponen Sekolah Ramah Anak
Mengacu pada pedoman PPPA, ada 5 komponen inti:
1. Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SOP, komitmen, tata tertib)
2. Pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten
3. Sarana dan prasarana ramah anak
4. Pembelajaran dan kurikulum ramah anak
5. Partisipasi anak, orang tua, dan masyarakat
Setiap komponen memiliki indikator yang harus dipenuhi agar SRA berjalan dengan optimal.
SOP Sekolah Ramah Anak yang Wajib Dimiliki
Berikut SOP minimal yang disarankan pemerintah dan umum di sekolah:
1. SOP Pencegahan Kekerasan di Sekolah
2. SOP Penanganan Kekerasan dan Rujukan
3. SOP Pembelajaran Ramah Anak
4. SOP Lingkungan Aman dan Sehat
5. SOP Layanan Konseling
6. SOP Partisipasi Anak
7. SOP Pengawasan Area Rawan
8. SOP Kehadiran Tamu Sekolah
Dari semua itu, sekolah wajib memiliki SOP SRA utama sebagai payung untuk SOP lainnya.
Bagaimana Menyusun SOP Sekolah Ramah Anak
Cara penyusunan yang paling mudah bagi sekolah:
✔ Bentuk TPK (Tim Pencegahan Kekerasan)
✔ Lakukan audit lingkungan sekolah
✔ Identifikasi area rawan kekerasan
✔ Susun komitmen sekolah ramah anak
✔ Susun SOP utama
✔ Susun SOP turunan
✔ Sosialisasikan SOP
✔ Implementasi dan evaluasi tiap semester
SOP yang baik harus ringkas, jelas, dan mudah diterapkan, bukan hanya panjang.
Contoh SOP Sekolah Ramah Anak
Berikut template SOP SRA lengkap, disusun dalam bahasa formal-populer agar cocok dipakai sekolah umum dan swasta.
📄 TEMPLATE SOP SEKOLAH RAMAH ANAK (SOP SRA – LENGKAP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)
DI SATUAN PENDIDIKAN
1. Latar Belakang
Sekolah wajib memberikan perlindungan, keamanan, dan kenyamanan bagi setiap peserta didik. Untuk itu, sekolah perlu memiliki SOP Sekolah Ramah Anak sebagai pedoman pelaksanaan pencegahan kekerasan, pengelolaan pembelajaran, partisipasi anak, dan penanganan kasus sesuai regulasi nasional.
2. Tujuan
- Menjamin setiap anak mendapatkan perlindungan dari kekerasan.
- Mengarahkan seluruh guru dan tenaga kependidikan bertindak sesuai standar SRA.
- Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, sehat, dan inklusif.
- Menjadi pedoman kerja bagi TPK dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus.
- Menguatkan budaya positif dan kedisiplinan tanpa kekerasan.
3. Ruang Lingkup
SOP ini berlaku untuk:
- Kepala sekolah
- Guru
- Tenaga kependidikan
- Peserta didik
- Orang tua
- Tamu sekolah
4. Dasar Hukum
- Permen PPPA No. 8 Tahun 2014
- Permendikbud No. 82 Tahun 2015
- Permendikbud No. 18 Tahun 2016
- Permendikbud No. 111 Tahun 2022
- Pedoman SRA PPPA 2020–2025
5. Definisi Operasional
- Sekolah Ramah Anak: Satuan pendidikan yang aman, inklusif, sehat, dan bebas kekerasan.
- Kekerasan: Semua tindakan fisik, psikis, verbal, seksual, dan daring yang merugikan anak.
- TPK: Tim Pencegahan Kekerasan yang dibentuk sekolah sesuai regulasi.
6. Mekanisme Pelaksanaan SRA
A. Pencegahan
- Sekolah menyusun kebijakan anti-kekerasan.
- Sekolah menempatkan pengawas di area rawan.
- Guru menerapkan komunikasi empatik dan disiplin positif.
- Siswa mendapat edukasi hak anak dan anti-bullying.
B. Pembelajaran Ramah Anak
- Guru menghindari hukuman fisik dan verbal.
- Guru memberikan kesempatan siswa berpendapat.
- Guru melakukan asesmen tanpa mempermalukan.
- Guru mengenali kebutuhan belajar siswa.
C. Lingkungan Aman
- Toilet dan kelas terjaga kebersihannya.
- Sekolah menempelkan rambu keselamatan.
- Ruang kelas memiliki ventilasi dan pencahayaan baik.
D. Penanganan Kekerasan
- Laporan diterima oleh guru/TPK.
- TPK melakukan asesmen awal.
- Sekolah menghubungi orang tua.
- Jika berat, sekolah melakukan rujukan ke pihak berwenang.
- Pendampingan psikologis diberikan sesuai kebutuhan.
7. Dokumentasi
- Buku laporan harian
- Form laporan kekerasan
- Form asesmen
- Notulen tindak lanjut
- Berkas rujukan
8. Penutup
SOP ini menjadi acuan wajib bagi setiap warga sekolah untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak yang aman dan mendukung perkembangan peserta didik.
Checklist Sekolah Ramah Anak
- Nama Sekolah: __________________________
- NPSN: __________________________
- Alamat: __________________________
- Kepala Sekolah: __________________________
- Jumlah Guru: _______ Jumlah Siswa: _______
B. Kebijakan & SOP
| Komponen | Ya | Tidak | Catatan |
| Sekolah memiliki SOP SRA | ☐ | ☐ | _____________ |
| Sekolah memiliki TPK | ☐ | ☐ | _____________ |
| Kebijakan anti kekerasan tersedia | ☐ | ☐ | _____________ |
| Sosialisasi kebijakan dilakukan berkala | ☐ | ☐ | _____________ |
C. Lingkungan Aman
| Komponen | Ya | Tidak | Catatan |
| Toilet bersih dan terpisah | ☐ | ☐ | _____________ |
| Ventilasi dan pencahayaan baik | ☐ | ☐ | _____________ |
| CCTV di area rawan | ☐ | ☐ | _____________ |
| Jalur evakuasi terlihat | ☐ | ☐ | _____________ |
D. Pembelajaran
| Komponen | Ya | Tidak | Catatan |
| Guru tidak menggunakan kekerasan | ☐ | ☐ | _____________ |
| Ada aturan kelas disepakati siswa | ☐ | ☐ | _____________ |
| Murid dapat menyampaikan pendapat | ☐ | ☐ | _____________ |
E. Penanganan Kasus
| Komponen | Ya | Tidak | Catatan |
| Ada form laporan kekerasan | ☐ | ☐ | _____________ |
| Ada mekanisme rujukan | ☐ | ☐ | _____________ |
| Ada pendampingan psikologis | ☐ | ☐ | _____________ |
FAQ Sekolah Ramah Anak
1. Apa yang dimaksud dengan Sekolah Ramah Anak?
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan yang memastikan lingkungan belajar aman, nyaman, inklusif, sehat, dan bebas kekerasan. Seluruh program, kebijakan, dan interaksi di sekolah dilakukan dengan mengutamakan hak-hak anak dan pertumbuhan mereka secara optimal.
2. Apakah setiap sekolah wajib memiliki SOP Sekolah Ramah Anak?
Ya. SOP SRA merupakan dokumen wajib agar sekolah memiliki pedoman baku dalam pencegahan kekerasan, pengelolaan lingkungan aman, pembelajaran ramah anak, dan tata kelola. Regulasi utama yang mengatur adalah Permen PPPA No. 8 Tahun 2014 serta Permendikbud No. 82 Tahun 2015.
3. Apa fungsi Tim Pencegahan Kekerasan (TPK) di sekolah?
TPK bertugas mencegah, mendeteksi, menangani, dan menindaklanjuti laporan kekerasan. Tim ini juga mengoordinasikan edukasi anti-kekerasan, memantau area rawan, serta memastikan SOP SRA dilaksanakan dengan benar.
4. Apakah guru boleh memarahi atau menghukum siswa dengan keras?
Tidak. Semua bentuk kekerasan fisik maupun verbal dilarang. Guru tidak boleh membentak, mempermalukan, memukul, atau menggunakan hukuman yang merendahkan martabat anak. Pendekatan yang dianjurkan adalah disiplin positif.
5. Apa contoh hukuman yang dilarang di sekolah Ramah Anak?
- Pukulan, cubitan, jeweran
- Berdiri di luar kelas sebagai hukuman
- Lari keliling lapangan
- Memaki atau mempermalukan siswa
- Mengancam atau mengintimidasi
- Mengabaikan anak secara sengaja
Semua bentuk hukuman harus diganti dengan pendekatan edukatif dan dialogis.
6. Bagaimana cara melaporkan kekerasan di sekolah?
Laporan dapat dilakukan melalui:
- Guru atau wali kelas
- TPK
- BK (Bimbingan Konseling)
- Kotak pengaduan siswa
- Sistem pelaporan resmi sekolah
Sekolah wajib merespons laporan secara cepat, rahasia, dan tanpa membahayakan anak.
7. Apa saja jenis kekerasan yang paling sering terjadi di sekolah?
- Bullying verbal (menghina, mengejek)
- Bullying fisik (mendorong, memukul)
- Bullying sosial (mengucilkan)
- Kekerasan seksual (menyentuh, komentar tidak pantas)
- Kekerasan psikis (mengancam, merendahkan)
- Kekerasan digital (cyberbullying)
- Hukuman fisik oleh guru
Semua bentuk ini dilarang oleh regulasi pendidikan nasional.
8. Apa itu disiplin positif?
Disiplin positif adalah proses pendisiplinan tanpa kekerasan, berfokus pada:
- komunikasi empatik
- pemahaman kebutuhan anak
- penetapan aturan yang disepakati
- konsekuensi logis dan wajar
- pembentukan karakter dan tanggung jawab
Metode ini terbukti lebih efektif dibanding hukuman fisik.
9. Bagaimana cara guru menciptakan pembelajaran ramah anak?
Guru dapat melakukan:
- memberikan kesempatan anak bertanya dan berpendapat
- menggunakan metode belajar variatif
- tidak mempermalukan anak yang salah
- memberi pujian realistis, bukan berlebihan
- menyesuaikan tantangan sesuai kemampuan siswa
- menghindari tekanan berlebihan
Lingkungan kelas yang sehat membuat anak lebih percaya diri.
10. Apa indikator sekolah dianggap Ramah Anak?
Beberapa indikator resmi:
- adanya kebijakan anti-kekerasan
- keberadaan TPK dan SOP SRA
- guru tidak menggunakan kekerasan
- sarana prasarana aman dan bersih
- adanya partisipasi anak dalam keputusan kelas
- pembelajaran inklusif
- laporan kekerasan ditangani transparan
- keterlibatan orang tua dan masyarakat
Indikator ini mengacu pada pedoman PPPA 2014–2025.
11. Apakah sekolah wajib memiliki CCTV untuk menjadi SRA?
Tidak wajib, tetapi dianjurkan terutama di area rawan seperti koridor, lapangan, dan gerbang. Jika tidak ada CCTV, pengawasan manual harus diperkuat melalui jadwal piket guru dan pengawasan TPK.
12. Bagaimana cara membuat SOP Sekolah Ramah Anak?
Langkah mudah:
- Bentuk TPK
- Analisis kebutuhan sekolah
- Identifikasi risiko dan area rawan
- Susun SOP utama SRA
- Susun SOP turunan (pencegahan, penanganan, pembelajaran, sarpras, dll.)
- Sosialisasi ke warga sekolah
- Evaluasi rutin minimal tiap semester
SOP harus ringkas, jelas, dan dapat diterapkan.
13. Apakah orang tua boleh terlibat dalam program SRA?
Sangat boleh. Orang tua dapat terlibat dalam:
- edukasi pengasuhan positif
- komite sekolah
- pelaporan kejadian
- kegiatan kesehatan atau kebersihan
- pengawasan lingkungan sekolah
Partisipasi orang tua meningkatkan keberhasilan implementasi SRA.
14. Apa bentuk partisipasi anak dalam Sekolah Ramah Anak?
- ikut menyusun aturan kelas
- ikut merencanakan kegiatan sekolah
- menjadi konselor sebaya
- menjadi duta anti-bullying
- menyuarakan pendapat tentang suasana belajar
Partisipasi anak adalah syarat wajib SRA.
15. Apakah SRA hanya untuk sekolah swasta?
Tidak. Semua sekolah — negeri, swasta, formal, nonformal — berkewajiban melindungi anak dan menerapkan prinsip SRA. Regulasi berlaku untuk seluruh satuan pendidikan.
16. Apa saja bentuk bullying yang harus dicegah di sekolah?
- verbal: menghina, memanggil dengan nama buruk
- fisik: memukul, menendang
- relasional: mengabaikan, mengucilkan
- seksual: komentar tubuh, menyentuh tidak pantas
- digital: menyebar foto, menghina lewat chat
Semua bentuk ini adalah pelanggaran serius.
17. Bagaimana evaluasi SRA dilakukan?
Evaluasi dapat dilakukan melalui:
- checklist SRA format B
- survei siswa
- wawancara guru
- audit area rawan
- rapat TPK
- laporan insiden
Evaluasi dilakukan minimal 2 kali setahun.
18. Siapa yang harus menandatangani SOP Sekolah Ramah Anak?
SOP ditandatangani oleh:
- kepala sekolah
- ketua TPK
- perwakilan komite sekolah (opsional)
Setelah ditandatangani, SOP disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
Penutup
Sekolah Ramah Anak bukan hanya program pemerintah, melainkan tanggung jawab moral pendidikan. Melalui penyusunan SOP yang jelas, lingkungan aman, tenaga pendidik yang peduli, serta partisipasi anak dan orang tua, sekolah dapat menghadirkan tempat belajar yang menyenangkan dan bebas kekerasan.
Dengan template SOP dan checklist di atas, sekolah kini dapat langsung mengimplementasikan prinsip-prinsip SRA secara sistematis, terukur, dan sesuai regulasi nasional.









