Saturday, 27 Jul 2024
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah
  • Sekolah Pertama Menerapkan Agile Education Berbasis Kurikulum Aqil Baligh dan Fitrah

9 Artis Ini Pernah Terdaftar di Homeschooling Jakarta

Berprofesi sebagai artis di usia muda tak lantas membuat sederet nama berikut ini melupakan kewajiban mereka menuntut ilmu di bangku pendidikan. Hanya saja, karena adanya ikatan kerja jadwal harian mereka tidak bisa sama dengan anak-anak seumuran. Sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengikuti pembelajaran di sekolah reguler. Sebagai gantinya mereka memilih homeschooling Jakarta supaya tetap bisa belajar dan mendapatkan ijazah resmi.

9 Artis Ini Pernah Terdaftar di Homeschooling Jakarta

Siapa saja artis-artis yang pernah terdaftar di homeschooling Jakarta tersebut? Berikut nama-namanya:

1.      Nikita Willy

Nama Nikita Willy tentunya tidak asing lagi di jagat entertainment. Bahkan, masyarakat Indonesia pernah menyematkan julukan “Ratu Sinetron” pada perempuan cantik berhidung bangir ini. Nikita Willy memang memulai karier keartisannya sejak masih usia kanak-kanak sebagai bintang sinetron. Sempat pula mengenyam pendidikan di bangku sekolah formal dari SD, SMP, dan beberapa tahun di SMA.

Rupa-rupanya, tawaran main sinetron dan membintangi iklan yang datang silih berganti membuat Niki kewalahan membagi waktu dengan jadwal sekolah formal. Kerap jadwal sekolahnya terbentur dengan jadwal syuting yang mengakibatkan Nikita terpaksa absen sekolah.

Tak ingin ketinggalan banyak mata pelajaran, pada akhirnya Nikita memilih berhenti belajar di SMA Negeri 3 Jakarta dan mengambil alternatif homeschooling Jakarta. Terbukti, ijazah homeschooling setara SMA berhasil Nikita terima sama seperti siswa-siswi seangkatannya.

2.      Aqeela Calista

Di usianya yang terbilang belia, kesibukan Aqeela Calista sebagai pemeran, model, sekaligus penyanyi tampaknya tidak main-main. Jadwal syuting dan manggung yang sedemikian padat seolah telah jadi makanan sehari-harinya. Di satu sisi hal itu menguntungkan baginya. Namun, di sisi lain menjadi sebuah problem manakala dirinya harus tetap mengikuti pembelajaran di sekolah formal.

Sama halnya seperti Nikita Willy, Aqeela kemudian memantapkan pilihan dengan menempuh jalur pendidikan non formal di salah satu homeschooling Sejauh pengalamannya, cara belajar homeschooling di Jakarta sangat menyenangkan. Jadwal belajar yang fleksibel serta guru-guru yang berpengalaman di bidangnya membuat Aqeela mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hak-haknya sebagai seorang siswi sampai lulus.

3.      Aurel Hermansyah

Putri sulung pasangan Krisdayanti dan Anang Hermansyah juga pernah terdaftar di salah satu homeschooling Jakarta. Kesibukannya meniti karier membuat Aurel kesulitan mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah reguler setiap hari. Alhasil Aurel memilih opsi bersekolah dari rumah atau homeschooling.

Tahun 2016 silam dirinya berhasil menamatkan pendidikan SMA melalui ujian kesetaraan paket C. Berbekal homeschooling Jakarta ijazah tersebut Aurel bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi manapun yang ia tuju atau sebagai dokumen penting untuk kebutuhannya di masa mendatang.

4.      Ranty Maria

Sejak usia 8 tahun Ranty Maria telah terjun ke dunia entertainment sebagai bintang sinetron hingga berlanjut sampai sekarang. Aktivitas syuting yang banyak menyita waktu membuat Ranty keteteran jika harus belajar di sekolah reguler. Terutama saat Ranty duduk di bangku SMA, dimana jadwal sekolahnya bisa dari pagi sampai sore.

Walau begitu, Ranty tidak pernah menomorduakan pendidikan. Hanya saja dia memilih cara yang berbeda dari biasanya yakni homeschooling. Biaya homeschooling di Jakarta memang lebih besar daripada sekolah reguler yang pernah dia jalani. Tapi di sini Ranty bisa mendapat kemudahan yang tidak mungkin berlaku di sekolah reguler. Salah satunya fleksibiltas waktu belajar. Jadi, dia bisa menyesuaikan jadwal sekolah dengan jadwal kerja tanpa harus mengorbankan salah satunya.

5.      Dul Jaelani

Track record Abdul Qodir Jaelani atau akrab disapa Dul Jaelani di sekolah formal memang tidak begitu bagus. Meski secara akademik Dul tergolong anak pintar, namun jumlah absensinya yang kelewat sering membuat putra kedua pasangan Ahmad Dhani dan Maia Estianty ini harus rela tinggal kelas.

Mengikuti jejak karier sang ayah, jadwal sekolah Dul memang banyak tersita akibat aktivitas bermusik. Itu sebabnya, Dul memutuskan untuk menjalani pendidikan homeschooling Jakarta agar lebih bisa mengatur waktu dalam mengikuti pembelajaran. Selain waktu belajarnya lebih luwes, cara belajar homeschooling Jakarta ternyata cocok seperti apa yang Dul harapkan. Lebih santai dan kekeluargaan namun tetap efektif. Persis seperti privat. Sehingga tidak membuat Dul tertekan menjalani dua tanggung jawab sekaligus: sebagai siswa dan artis.

6.      Jefri Nichol

Sempat merasa kesulitan menyesuaikan jadwal antara sekolah dengan bekerja, artis tampan yang satu ini akhirnya memilih homeschooling saja. Pengalaman teman-teman artis lainnya yang berhasil menamatkan pendidikan lewat jalur homeschooling, menjadi preferensi Jefri Nichol untuk mencontoh hal yang sama.

Jefri Nichol mengakui bahwa ia memang lebih nyaman dengan cara belajar homeschooling Jakarta ketimbang sekolah reguler. Di sekolah reguler dengan sistem pembelajaran formal, sebagian besar peraturan bersifat saklek. Itu menyulitkan bagi Jefri yang bersekolah sambil berkarier. Sementara itu, homeschooling menawarkan pengalaman belajar yang jauh berbeda dengan sekolah reguler. Segalanya bisa dirembukkan di awal. Baik itu menyangkut jadwal belajar hingga sistem belajarnya seperti apa.

Walau biaya homeschooling Jakarta lumayan mahal, namun semua itu sebanding dengan kenyamanan dan kemudahan yang Jefri Nichol rasakan dalam menuntut ilmu.

7.      Mikha Tambayong

Popularitas yang melejit di usia muda ternyata tak membuat Mikha Tambayong lekas berpuas diri dan mengabaikan pendidikan. Sama dengan pengalaman artis-artis lain yang kesulitan mengatur jadwal sekolah dengan kerja, membuat Mikha Tambayong memutuskan homeschooling ketimbang sekolah formal.

Bahkan, antusias artis berdarah Minahasa dalam menuntut ilmu tak hanya sampai jenjang SMA saja. Lepas mengantongi ijazah SMA dari program paket C yang ia ikuti, Mikha melanjutkan study-nya ke jenjang perguruan tinggi hingga berhasil menyabet gelar sarjana. Terbukti, berprofesi sebagai artis tak menghalangi dirinya meraih cita-cita yang lebih tinggi.

8.      Irish Bella

Aktif di dunia akting sedari usia 14 tahun tak pelak membuat artis blesteran Indonesia-Belgia ini kewalahan mengikuti kegiatan belajar di sekolah reguler. Terlebih ketika ia “hijrah” ke Jakarta, semakin banyak tawaran syuting menghampirinya.

Kendati saldo tabungannya kian bertambah berkat kariernya yang bersinar itu, namun Irish Bella tidak serta-merta meninggalkan dunia pendidikannya begitu saja. Dia menyadari bahwa popularitas suatu saat bisa meredup sedangkan ilmu pengetahuan akan kekal selamanya. Untuk mengatasi problem sekolahnya itu, Irish akhirnya memilih jalur homeschooling.

9.      Amanda Rawles

Sebagaimana yang dialami oleh Ranty Maria, Amanda Rawles juga memilih homeschooling SMP di Jakarta. Sejak membintangi film “Dear Nathan”, popularitas Amanda makin terangkat. Setali tiga uang dengan itu kesibukannya pun kian bertambah. Padatnya aktivitas dara muda ini membuat dirinya tak mungkin bisa mengikuti kegiatan belajar di sekolah reguler.

Walau pernah tercatat sebagai siswi homeschooling SMP di Jakarta dan merasakan begitu banyak kemudahan dalam menuntut ilmu, ada masa-masa tertentu dimana Amanda kangen pada suasana belajar di dalam kelas bersama teman-teman lainnya.

5 Metode Pembelajaran di Homeschooling Jakarta

Secara sederhana homeschooling dapat diartikan sebagai sekolah di rumah. Konsep pelaksanaan homeschooling klasik memang sesederhana itu . Anak-anak dengan kondisi dan kebutuhan tertentu boleh memilih belajar di rumah mereka sendiri dengan orangtua sebagai pendamping sekaligus pengajar.

Tetapi, di dunia modern konsep tersebut sudah mengalami pergeseran. Beberapa hal harus memang harus diubah demi menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Ternyata, tak selamanya orangtua punya pengetahuan pengetahuan yang memadai dan keterampilan mengajar. Akibatnya efektivitas dari sistem belajar seperti ini jadi lemah. Kecerdasan dan skill anak jadi tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Menyikapi hal itu Pemerintah mulai melibatkan lembaga-lembaga pendidikan sebagai penyelenggara homeschooling. Di dalamnya terdapat tenaga-tenaga pengajar profesional yang paham dengan cara belajar homeschooling Jakarta sehingga dampak positif yang dihasilkan jauh lebih besar.

Homeschooling modern menawarkan beberapa metode pembelajaran semata-mata untuk memudahkan peserta didik mengikuti proses pembelajaran. Sebab, setiap peserta didik punya karakter dan ketertarikan/minat yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kecepatan mereka dalam menerima serta mengolah informasi.

Ada peserta didik yang mungkin lebih aktif bila sistem belajarnya dilakukan secara berkelompok. Ada juga yang justru sebaliknya. Ada peserta didik yang menunjukkan ketertarikan mendalam pada ilmu eksakta. Ada yang lebih fokus pada ilmu sejarah, dan sebagainya.

Di sekolah-sekolah reguler, metode pembelajarannya wajib menyesuaikan dengan kurikulum dari Pemerintah. Suka atau tidak suka peserta didik harus mengikutinya. Dampaknya, potensi yang mereka miliki akan tenggelam. Pada akhirnya mereka hanya jadi generasi-generasi “salah jurusan”.

Lantas, apa saja metode pembelajaran yang diterapkan pada homeschooling Jakarta itu? Begini detailnya:

Metode Montessori

Metode Montessori merupakan bagian dari gaya homeschooling modern. Sebanarnya metode ini bukan hanya dapat kita temukan pada homeschooling saja. Sebagian sekolah-sekolah formal swasta ada juga yang mengadopsi metode seperti ini.

Secara sederhana, metode montessori menekankan pada pembelajaran tanpa kesalahan. Prinsip metode ini memang membentuk peserta didik menjadi pribadi yang punya manner sedari dini. Di masa depan, orang-orang cerdas akan bertahan hidup lama. Namun, hanya orang-orang yang mampu menjaga manner yang akan tetap diperhitungkan keberadaannya.

Pendekatan metode montessori adalah keindahan dan kualitas. Setiap peserta didik belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Tolok ukur kecerdasan bukan terdapat pada siapa yang paling cepat, melainkan siapa yang paling memahami. Jadi, setiap peserta bisa saja berada pada start yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Misalnya, A lebih duluan mampu membaca di semester genap. Sedangkan B baru pada semester ganjil. Meski demikian bukan berarti si A yang pintar dan B yang kurang pintar. Sebab, bisa jadi B punya kemampuan lain yang tidak dimiliki oleh A.

Metode montessori dalam homeschooling tidak memerlukan terlalu banyak buku. Bahkan, penggunaan komputer, handphone, serta televisi sangat minim sekali. Namun, mereka akan banyak menggunakan alat-alat peraga yang terbuat dari kayu. Mereka diberi kebebasan untuk menggunakan alat-alat tersebut kapan saja dan wajib menyimpannya kembali dalam tempat dan posisi semula. Tampaknya sangat sederhana, namun di situlah sebanarnya manner mereka tengah dibentuk.

Metode Multiple Intelligences

Tak sedikit orang yang menganggap metode multiple intelligences sebagai metode pembelajaran paling ideal. Pendekatannya luas, menyesuaikan dengan minat masing-masing peserta didik. Howard Gardner dari Universitas Harvard selaku penggagas metode ini, berpendapat bahwa kecerdasan terbentuk bila seseorang lebih banyak menggunakan sisi kelebihannya, ketimbang menghabiskan waktu pada kelemahan-kelemahannya.

Menurut Howard, setiap individu dianugerahi beberapa bakat untuk bertahan hidup dan mencapai tujuan-tujuannya. Dari beberapa bakat tersebut, terdapat satu yang paling menonjol. Jika manusia menyadari apa bakat terbaiknya dan mengasahnya, maka dia akan memiliki sebuah kecerdasan.

Sebab itulah homeschooling tidak cuma terpaku pada pendekatan logika matematis dan linguistic yang biasa diterapkan pada sekolah-sekolah reguler. Sebab, tidak semua peserta didik tertarik pada kedua bidang itu. Sebagian dari mereka barangkali lebih condong pada pendekatan kinestetik seperti olahraga, art, business, dan lain sebagainya.

Metode Deschooling

Ada lagi yang namanya metode deschooling. Metode ini bisa kita sebuat metode penyesuaian pada masa-masa transisi dari sekolah reguler ke homeschooling. Motivasi orang memilih homeschooling sangat beragam. Bukan hanya karena ketidaksesuaian waktu antara jadwal belajar dengan kesibukan lain saja, bisa juga karena kondisi wilayah atau negara sedang tidak aman untuk bisa bepergian setiap hari, akses ke sekolah yang buruk, dan lain-lain. Sehingga mau tak mau harus bersekolah di rumah.

Di saat itulah peserta didik butuh masa penyesuaian terhadap kultur belajar. Yang biasanya belajar di dalam kelas bersama teman-teman dan terjadwal, kini karena kondisi tidak memungkinkan mereka harus belajar di rumah dengan waktu yang sangat fleksibel. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang menyenangkan. Namun bagi sebagian orang lainnya homeschooling terasa menjemukan.

Dengan menerapkan metode homeschooling, peserta dilatih menghadapi kebiasaan barunya. Lembaga penyelenggara homeschooling tetap menyediakan kelas belajar yang dipakai 1-2 kali seminggu untuk pembelajaran serentak. Jadi suasananya akan terasa seperti di sekolah reguler. Selebihnya mereka akan belajar dari rumah masing-masing sebagaimana konsep dasar homeschooling.

Metode Waldorf

Jika ingin mengasah kepekaaan nalar anak-anak Anda maka sekolahkan mereka di homeschooling yang bermetdoe Waldorf. Metode ini bukan hanya mendidik anak-anak Anda menjadi generasi cerdas, tapi juga sehat jasmani dan rohani.

Pada tahap-tahap awal, peserta didik akan lebih banyak mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan musik, kerajinan tangan, alam, dan olahraga. Kerajinan tangan akan merangsang kreatifitas mereka. Musik mengasah konsentrasi dan daya tangkap mereka. Alam melatih kepekaan mereka. Olahraga menjaga kesehatan mereka.

Pada tahap yang lebih tinggi, kesadaran diri dan nalar mereka akan ditempa dengan melalui kegiatan-kegiatan khusus. Jangan kaget jika buku-buku teks standar yang biasa digunakan sebagai buku penunjang di sekolah-sekolah reguler tidak banyak terpakai di sini. Justru, guru akan membimbing semua peserta didik untuk membuat buku mereka sendiri agar terlihat sejauh apa pemahaman literasi mereka selama proses pembelajaran.

Metode Eklektik

Metode eklektik juga salah satu cara belajar homeschooling Jakarta yang paling umum. Ditinjau dari kegiatan dan materinya, metode eklektik tidak jauh beda dengan cara belajar di sekolah-sekolah reguler. Bahkan menggunakan berbagai macam buku penunjang yang sama dengan sekolah biasa.

Perbedaannya hanya pembagian waktu belajar. Metode eklektik disebut juga metode santai. Jadi susunan jadwal belajarnya sama sekali tidak ketat. Bisa disesuaikan dengan kesiapan anak menghadapi pelajaran hari itu.

Misal, mereka ingin memulai hari dengan pelajaran bahasa. Maka pelajaran itulah yang akan mereka pelajari duluan pada hari tersebut. Pengalaman mengajarkan, memaksakan anak mengikuti mata pelajaran yang tidak mereka sukai hanya membuat mereka makin tertekan dan gagal menangkap informasi yang disampaikan.

Ternyata homeschooling tidak sesederhana yang kita bayangkan. Walau terlihat santai, namun tujuan pembelajarannya jelas dan terarah. Pantas saja sederet artis tanah air tak ragu memilih homeschooling Jakarta sebagai wadah untuk meneruskan pendidikan mereka.

Another Article

This article have

0 Comment

Leave a Comment