PKBM adalah sebuah wadah belajar bagi masyarakat. Ini bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Bahkan dapat kita temukan di berbagai negara. Namun, seberapa dalamkah pemahaman Anda mengenai PKBM? Apa pengertian PKBM itu? Apa saja yang termasuk program PKBM? Bisakah Anda menyebutkan contoh program kerja tahunan PKBM?
Bagi yang belum cakap mengenal PKBM, silakan baca artikel sarat informasi ini sampai tuntas. Hal-hal penting seputar PKBM diulas panjang lebar di sini.
Hidup di zaman modern mengharuskan kita untuk lebih cepat beradaptasi dengan segala perubahan yang berlangsung cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak mengubah cara pikir individu, sistem kerja, tradisi/kebiasaan, dan segala sesuatunya. Untuk menyesuaikan diri dengan kondisi zaman yang luar biasa dinamis itu, maka kita sangat perlu meng-upgrade diri. Baik dari sikap, pengetahuan, hingga skill. Orang-orang yang berdiam, pasrah pada keadaan, memelihara kebodohan, maka lambat laun akan tersingkir dalam hidup dalam ketiadaan yang menyedihkan terus-menerus.
Kemiskinan dan putus sekolah kerap menjadi alasan bagi sebagian yang enggan mengubah kondisi hidupnya sendiri. Padahal, Pemerintah sudah membantu membuka jalan bagi mereka yang putus sekolah untuk mengikuti program kesetaraan. Begitu pula dengan orang-orang dewasa yang belum memiliki skill. PKBM adalah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) tempat yang tepat untuk siapa saja yang ingin belajar dan mengubah taraf hidupnya menjadi lebih baik lagi.
Sebelum membahas lebih jauh lagi perihal PKBM, seyogianya tahu dulu apa yang dimaksud dengan PKBM? Merujuk pada beberapa referensi atau pendapat ahli, seperti inilah pengertian PKBM tersebut:
Sebuah wadah belajar yang terbentuk atas prakarsa masyarakat dan manfaatnya untuk masyarakat itu sendiri dalam rangkat meningkatkan pengetahuan masyarakat, sikap, dan keterampilan. Begitu Sudadio, dkk, mendefinisikan PKBM. Sudadio menambahkan, bahwa PKBM harus berlandaskan kebermaknaan dan kebermanfaatan sebanyak-banyaknya untuk masyarakat dalam bentuk eksplorasi sumber daya manusia serta sumber daya alam potensial yang terdapat pada lingkungan masyarakat tersebut.
Dua ahli ini turut berkontribusi memberikan pendapat tentang pengertian PKBM. PKBM adalah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) tempat belajar masyarakat untuk menyalurkan minat dan bakat demi meningkatkan pengetahuan, bakat, serta keterampilan/keahlian. Keberlangsungan sebuah PKBM terletak di tangan masyarakat, sebab merekalah yang bertindak sebagai penggerak dan pengelolanya.
Dalam Panduan Penyelenggaraan Pusat Belajar Masyarakat definisi PKBM ini adalah wadah belajar untuk masyarakat agar lebih berdaya. Wadah ini dibentuk oleh masyarakat, pengelolaannya berada di tangan tangan masyarakat, dan sebanyak-banyaknya manfaat ditujukan untuk masyarakat itu pula.
Dari sudut pandang Kamil, pengertian dari PKBM ini adalah sebuah lembaga pendidikan yang terbentuk atas kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan non formal. Dengan adanya jalur pendidikan lain di luar pendidikan formal, semua orang berkesempatan untuk menggali serta mengembangkan potensi-potensi yang tersimpan di dalam dirinya.
PKBM adalah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang diprakarsai oleh masyarakat dengan tujuan luhur meningkatkan pengetahuan masyarakat, keterampilan, sikap, serta memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat pada lingkungan masyarakat itu sendiri.
Dari seluruh pengertian PKBM di atas, dapatlah kita rangkum garis besarnya bahwa PKBM merupakan tempat belajar (non formal) terbentuk atas kehendak masyarakat, milik masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan manfaatnya untuk masyarakat itu sendiri.
Sebenarnya pendidikan non formal bukan sesuatu yang baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Bahkan, praktik pembelajaran sebagaimana yang dicontohkan oleh PKBM sudah berlangsung sejak zaman pra kemerdekaan. Hanya saja dulu pelaksanaannya tidak sebaik ini lantaran sejumlah keterbatasan yang ada kala itu.
Dalam rangka pembangunan pendidikan Pemerintah memang menitikberatkan pada tiga jalur: formal (sekolah), non formal (kursus/pelatihan), dan informal (keluarga). Ketiga jalur tersebut sama-sama memiliki value penting dalam upaya membentuk generasi berwawasan, cakap, dan siap terjun ke dunia kerja.
Sayang kebijakan-kebijakan Pemerintah terhadap ketiganya belum seimbang. Bisa dibilang perhatian Pemerintah lebih tercurah pada sistem persekolahan formal saja. Sehingga pendidikan non formal dan informal tidak optimal. Akibatnya masyarakat yang gagal menyelesaikan jalur pendidikan formal, tidak punya punya harapan lagi mencapai cita-cita. Mereka tidak memiliki modal untuk berkembang karena minimnya wawasan dan skill.
Campur tangan Pemerintah terhadap pendidikan non formal hanya sepersekian kecil saja dari harapan masyarakat. Itu pun kebanyakan hanya berupa proyek-proyek sifatnya sementara dan jarang berkelanjutan. Cakupannya sangat terbatas. Hanya menyasar bidang-bidang yang paling sering mendapat sorotan saja. Bahkan, sasarannya adalah orang-orang yang skillnya sudah setengah jadi supaya hasilnya lebih cepat.
Lantaran perhatian Pemerintah yang terkesan setengah-setengah itulah maka sebagian masyarakat bergerak membentuk wadah-wadah perkumpulan untuk belajar bersama. Di sinilah cikal bakal program PKBM tersebut muncul. Di satu sisi keberadaan kelompok-kelompok belajar ini jadi angin segar buat masyarakat yang membutuhkannya. Tetapi di sisi lain bisa juga memberatkan karena beberapa di antara kelompok-kelompok belajar tersebut ada yang memungut biaya.
Dampak dari pembinaan pendidikan non formal yang kurang maksimal oleh Pemerintah baru terasa ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 silam. Dimana perusahaan-perusahaan banyak yang gulung tikar. Pemutusan hubungan kerja terjadi besar-besaran dan berdampak pada meingkatnya angka pengangguran. Penjarahan merajalela karena banyak orang yang tidak ingin mati kelaparan. Masyarakat kehilangan harapan.
Untuk menyelamatkan masa depan negara, di sinilah Pemerintah mulai menyadari sepenuhnya arti penting pendidikan non formal. Negara-negara yang tergabung dalam UNESCO kemudian mengadakan evaluasi serta perbaikan-perbaikan dari implementasi kegiatan belajar non formal selama ini. Membuat suatu kesepakatan bersama bahwa pendidikan non formal haruslah bersifat partisipatif. Dengan kata lain, masyarakat yang menyelenggarakannya dan pemerintah sebagai fasilitatornya. Setidaknya, kesimpulan seperti itulah yang tertuang dalam beberapa naskah deklarasi seperti Dakar, Jomtien, dan lain sebagainya.
Berpedoman pada hasil kesepakatan bersama tersebut, Pemerintah akhirnya memberikan support dan atensi yang serius terhadap pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau istilah lainnya Community Learning Centre di seluruh wilayah Indonesia. Adapun keberadaan PKBM ini untuk menampung masyarakat yang dengan kesedaran utuh ingin up grade diri, memperbaiki kualitas hidup, serta mencapai cita-cita.
Tak sia-sia, berdirinya PKBM mendapat sambutan hangat oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sejak awal berdirinya di tahun ’98 sampai sekarang, semakin banyak terbentuk PKBM-PKBM baru di berbagai daerah. Tercatat, tahun 2004 sudah ada 3000 lebih PKBM terbentuk di seluruh wilayah Indonesia. Tahun 2006 bahkan mengalami peningkatan hingga mencapai hampir 5000 PKBM.
Pertumbuhan PKBM saat ini merupakan bukti konkrit bahwa praktik pembelajaran non formal semakin baik dan efektifitasnya mendekati harapan semua. Pilihan jenis program PKBM tak lagi sebatas membaca dan berhitung, melainkan berbagai program keahlian dan pengembangan karakter.
Beberapa jenis program PKBM yang diberlakukan ada ada saat ini (sesuai arahan Kemendikbud), antara lain:
Tak sedikit orang yang abai terhadap pendidikan untuk anak-anak usia dini. Sebagian orang beranggapan bahwa anak usia dini belum perlu belajar. Mereka hanya perlu banyak bermain sampai masuk Pemahaman yang keliru dari para orangtua secara tak langsung menghambat potensi anak untuk berkembang.
Perlu digarisbawahi bahwa konsep pembangunan sumber daya manusia itu idealnya dimulai sejak usia dini. Bukan hanya intelektual anak yang perlu diasah, melainkan karakter, emotional, dan spiritual mereka. Sehingga mereka bukan cuma tumbuh menjadi pribadi yang cerdas secara akademis, tapi juga mampu mengelola emosi dengan baik serta welas asih.
Sebagian anak menampakkan minat dan bakatnya di usia dini. PKBM adalah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) salah satu tempat yang tepat untuk menampung, mengasah, dan mengembangkan potensi tersebut agar manfaatnya dapat dipetik oleh si anak, orangtua, maupun masyarakat sekitarnya.
Program keaksaraan fungsional termasuk program PKBM yang paling awal. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung memang kemampuan dasar yang mestinya dimiliki oleh setiap individu.
Berbekal tiga kemampuan dasar tersebut setidaknya memudahkan kita dalam menjalani kehidupan dan mencapai tujuan/cita-cita. Nyaris tidak ada bidang pekerjaan yang membebaskan kita dari baca, tulis, dan berhitung. Bahkan, pedagang sayur di pasar pun harus bisa berhitung agar tidak merugi. Sopir harus pandai membaca agar tidak tersasar. Penjual tiket harus bisa menulis agar tidak salah beri.
Berangkat dari kesadaran betapa pentingnya kemampuan baca, tulis, dan berhitung, maka PKBM membuka program keaksaraan fungsional ini untuk membantu masyarakat yang buta aksara, dengan catatan memenuhi kriteria berikut ini.
Kelompok belajar usaha termasuk salah satu program kerja tahunan PKBM yang ramai peminatnya. Program yang satu ini bukan sekadar mengasah bakat seseorang, tapi juga melatih keberanian dan kecakapan mereka untuk berwirausaha dengan bakat tersebut. Sehingga berbekal bakat yang miliki, mereka bisa memperoleh penghasilan serta membangun reputasi positif di tengah masyarakat.
Program kelompok belajar usaha terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang usia. Terpenting, sudah bebas buta aksara atau minimal sudah pernah menyelesaikan pendidikan jenjang Sekolah Dasar atau keseteraan paket A.
PKBM seluruh Indonesia juga membuka program berbagai kursus keterampilan. Beberapa jenis keterampilan yang dikembangkan di kelompok-kelompok belajar masyarakat ini antara lain kursus bahasa, tata busana, tata kecantikan, tata boga, perhotelan, mekanik/otomotif, elektronik, komputer, dan lain sebagainya.
Kursus keterampilan membantu masyarakat mengasah bakat yang sudah maupun belum. Terpenting menunjukkan minat yang kuat pada suatu bidang. Dengan mengikuti suatu kursus, kita jadi punya skill untuk bekal menjalani kehidupan yag lebih baik lagi ke depannya.
Pastinya ini program yang memberikan keuntungan keuntungan lebih pada peserta didik di PKBM. Selain memberikan peluang untuk mengaktualisasikan diri dengan skill yang ada, magang juga jalan untuk menjalin interaksi dengan orang-orang baru, mendapatkan pengalaman kerja, bahkan berkemungkinan untuk mendapatkan penghasilan pula.
Ada dua jenis program magang yang ditawarkan oleh PKBM, yakni:
Sayangnya tidak semua PKBM menyediakan program magang. Tergantung dengan kesiapan dan kemampuan PKBM tersebut menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra terkait. Program magang itu sendiri pun akan disesuaikan dengan corak ekonomi masyarakat setempat. Misal, PKBM di Bali memberikan kesempatan magang di galeri-galeri souvenir, hotel, restoran. Sementara PKBM di Yogyakarta dan sekitarnya, membuka kesempatan magang di sentra-sentra industri batik.
Dalam praktiknya, PKBM tidak dibenarkan asal jalan. Guna mencapai tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan PKBM harus mengindahkan prinsip-prinsip berikut ini.
Program belajar terbuka seluas-luasnya agar seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai kehidupan yang bersandar pada logika, etika, estetika, dan kinestetik saat proses pembelajaran.
Supaya prinsip-prinsip di atas dapat terlaksana sebagaimana mestinya, maka ada beberapa hal yang mesti dipenuhi sejak awal PKBM dibentuk:
Demikian ulasan panjang mengenai PKBM ini. Dari informasi di atas, dapat kita tarik fakta bahwa PKBM adalah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang memang sangat bermanfaat untuk masyarakat dalam menghadapi kemajuan zaman. Semoga ke depannya PKBM semakin menggeliat dan menyuguhkan program-program belajar yang lebih komplit lagi.
Leave a Comment